Kamis, 19 Januari 2012

WAWANCARA EKSKLUSIF HERNOWO DENGAN MUNIF CHATIB TENTANG BUKU SEKOLAHNYA MANUSIA

4. Salah satu hal yang sangat menarik dalam buku Anda, Sekolahnya Manusia, adalah rekaman tentang keberhasilan Anda mengubah beberapa sekolah di Jawa Timur yang hampir sekarat menjadi sekolah yang berprestasi. Dalam mengubah sekolah-sekolah yang hampir sekarat itu, Anda menggunakan MIR dan MIS. Apa itu MIR dan MIS mas Munif?
Jawab:
MIS adalah Multiple Intelligence System, yaitu semua sistem yang holistik dari proses pendidikan dari mulai input, proses dan outputnya.
Pada wilayah input, difokuskan pada konsep bahwa ‘setiap anak cerdas dengan multiple intelligencenya. Jadi dalam sekolah binaan saya, penerimaan siswa baru tidak memakai tes-tes kognitif apapun sebagai saringannya. Kita berpedoman pada kapasitas tempat. Kalau untuk siswa baru memuat 100 siswa. Maka pendaftar ke 100 adalah pendaftar terakhir. Dan setelah itu tutup. Semua siswa dalam berbagai kondisi diterima, terutama tidak menganut ‘the best input’, yaitu sekolah yang menerima siswa-siswa yang pandai-pandai secara kognitif. Walhasil sekolah kami banyak diserbu oleh siswa yang bodoh dan nakal, namun kami bertekad mengubahnya menjadi pinter dan baik. Nah apa rahasianya? Setelah mereka masuk, dilakukanlah Multiple Intelligence Research (MIR). MIR adalah alat riset psikologi yang mendiskripsikan banyak hal terutama adalah kecenderungan kecerdasan dan gaya belajar siswa. Dengan MIR maka wilayah proses dalam MIS menjadi cantik dan manusiawi. Rumus ajaibnya adalah setelah diketahui gaya belajar siswa dengan MIR maka gaya mengajar guru menyesuaikan dengan gaya belajar tersebut, lahirlah kondisi tidak ada anak bodoh dan tidak ada pelajaran sulit. Konsep ini kita sebut ‘the best process’.
5. Mengapa Anda tertarik menekuni Multiple Intelligences (MI)? Apakah di Supercamp Oceanside, Anda mendapatkan pendidikan khusus tentang temuan Howard Gardner ini? Saya dengar, Anda membuat tesis “Islamic Quantum Learning” yang membuat kagum para pengajar di Supercamp. Apakah tesis Anda itu terkait dengan MI?
Jawab:
Faktor utama yang menyebabkan saya tertarik menekuni MI adalah sifat ‘manusiawi’nya. Tiba-tiba setiap orang mempunyai potensi untuk menunjukkan ‘benefiditas’nya, dalam kondisi apapun. Sebenarnya Howard Gardner menaungi lembaga psikologi yang bernama ‘project zero’ di Harvard University yang merupakan salah satu stake holder dari ‘Learning Forum – Supercamp’ yang dikomdani oleh Bobbi de Porter. Selain ‘project zero’ masih banyak lagi stake holder yang terkait. ‘Islamic Quantum Learning’ sangat terkait dengan MI. IQL merupakan strategi pembelajaran dengan menghadirkan tokoh. Materi-materi belajar terutama yang terkait dengan character building di ajarkan dengan menghadirkan tokoh yang terkait. Kata-kata ‘Islamic’ saya buat sebab hampir 90% tokoh yang saya tampilkan dan yang terkait dengan materi-materi pembelajaran seperti keberanian, patuh kepada orangtua, kesederhanaan, kepedulian, tanggung jawab dan lain-lain adalah tokoh-tokoh real Islam. Mulai dari Muhammad Rasulullah SAAW, keluarganya dan sahabat-sahabatnya. Dalam dunia barat, strategi penokohan ini 90% adalah tokoh fiktif dan 10% tokoh real. Padahal mereka meneliti bahwa tokoh fiktif mempunyai durasi yang pendek untuk masuk memori jangka panjang. Sedangkan tokoh real sebaliknya, sangat disukai oleh ‘memori jangka panjang’. Contoh tokoh “Theletabis’ dulu sangat disukai oleh anak-anak, hampir di setiap alun-alun dan toko-toko menjual bonekanya. Namun sekarang, boneka Theletabis sudah tidak digemari lagi, mungkin ganti dengan tokoh yang lain. Namun apabila tokoh tersebut real, seperti di Amerika terkenal dengan Abraham Lincon, Thomas Jeferson, mulai dari anak kecil sampai orang tua sangat menyukai tokoh-tokoh tersebut. Nah dalam IQL, tokoh yang ada adalah hampir semuanya real, bukan fiktif. Mestinya tokoh-tokoh Islam tersebut akan disukai, dikenang dan jadi bahan pembicaraan anak-anak sampai orang tua setiap hari. Hanya saja kita jarang menggunakannya. Kita terbiasa untuk materi keberanian disandingkan dengan tokoh super hero, seperti batman, spiderman, atau superman. Jarang kita belajar makna keberanian dengan tokoh Sayidah Ali bin Abi Thalib, yang dengan keperkasaannya mampu merobohkan pintu Khaibar yang kokoh dan kuat.

http://munifchatib.wordpress.com
{Konsultan Islamic Boarding School Lazuardi Insan Kamil)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar